Sabtu, 18 April 2015

Metode Pembelajaran

METODE PEMBELAJARAN


Makalah
Diajukan Guna Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah : Hadits Tarbawi
Dosen Pengampu : Abdul Karim, SS. MA













Disusun oleh :
Sari Ulya Ningsih         : 111106
Nurus Sa’diyah            : 111108
M. Khoirul Anas          : 111111

 


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN TARBIYAH / PAI
2012
METODE PEMBELAJARAN

A.    Pendahuluan
Setiap orang yang beriman mempunyai tanggung jawab dalam tugas dakwah. Proses belajar mengajar merupakan salah saw wujud dakwah. Dakwah dan pengajaran serta pendidikan sama-sama bertujuan mengajak pada hal yang baik dan benar serta mencegah orang dari perbuatan jelek dan batil.[1]
Proses belajar dan mengajar yang baik, hendaknya menggunakan berbagai jenis metode mengajar secara bergantian atau saling bahu-membahu satu sama lain. Metode mengajar adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran.[2] Oleh karena itu peranan metode mengajar sebagai alat untuk menciptakan proses belajar & mengajar. Dengan metode ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif. Proses interaksi ini akan berjalan baik kalau siswa banyak aktif dibandingkan dengan guru. Oleh karenanya metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa.
Banyak sekali hadits yang menjelaskan tentang proses pembelajaran. Dalam melakukan proses pembelajaran ada beberapa metode yang digunakan dalam makalah ini akan dipaparkan berbagai jenis metode mengajar.

B.     Rumusan Masalah
      1.   Apa pengertian dari Metode ?
      2.   Apa sajakah bentuk metode dalam pembelajaran ?  
      3.   Bagaimaakah konsep metode pembelajaran ?


C.    Pembahasan
1.      Metode ceramah
Metode ceramah adalah metode yang digunakan oleh seseorang dalam pembelajaran dihadapan banyak pendengar mengenal suatu hal. Pada metode ini, pembicara (penceramah) berkewajiban mengarahkan pendengar (audience) untuk memahami masalah yang disampaikan. Hadits mengenai metode ceramah :

عَنْ ابى موسى عن النبى صلى الله عليه وسلم قال مثال مايعثني الله به من الهدى والعلم كمثل الغيث
 الكثير، اصاب ارضاًَ فكانَ منها بقيةٌ قبلة المـاءَ فانبتت اللأ والعشب الكثير، وكانت منها اجادب امسكت الماء فنفع الله بـها الناس، فشربوا وسقوا وزرعوا واصاب منها طا ئفة اخرى انما هي قيعان لاتمسك ماء ولا تنبت كلأ،  فذلك مثل من فقه في دين الله ومفعه ما بعشني الله به فعلمه وعلّمه، ومثل من لم يرفع بذلك رأساً ولم يقبل هدى الله أرسلت به (رواه الشيخان و النسائى عن أبى موسى)   
            Artinya :
            “Dari Abu Musa dan Nabi SAW berkata : perumpamaan petunjuk dan ilmu yang diutus (dibebankan) oleh Allah kepadaku seperti hujan deras yang menimpa bumi, diantaranya terdapat tanah subur yang mau menerima air maka tanah itu dapat menumbuhkan rumput dan ilalang yang lebat. Diantaranya lagi terdapat tanah tandus yang dapat menahan air, melalui tanah ini Allah memberi manfaat air kepada manusia, mereka dapat minum dan mengairi tanam-tanaman mereka serta memberi minum ternak mereka, Air hujan tersebut mengenai pula daerah lainnya yang tiada lain merupakan tanah tandus yang tidak dapat menahan air dan pula tidak dapat menumbuhkan tetumbuhan. Hal tersebut adalah perumpamaan bagi orang yang mengerti tentang agama Allah dan dapat memanfaatkan apa yang telah diciptakan Allah kepadaku, lalu dia mempelajarinya dan mengajarkannya. Dan perumpamaan bagi onang yang tidak dapat memanfaatkan hal tersebut dan pula tidak dapat memanfaatkan hal tersebut dan pula tidak dapat menenima petunjuk Allah yang diutuskan kepadaku”.[3]
            (Riwayat Syaikhan dan Nasa’i melalui Abu Musa)
            Penjelasan :
      Hadits ini menggambarkan tentang perumpamaan bagi tiga macam orang ; yang pertama ialah orang yang mengetahui ilmu agama, lalu Ia mengamalkan dan mengajarkannya kepada orang lain ; yang kedua ialah orang yang mengetahui ilmu agama dan mengajarkannya kepada orang lain, tetapi Ia tidak mengamalkannya ; dan yang ketiga ialah orang yang tidak mengenti agama dan tidak mau belajar mengenainya, apalagi untuk mengamalkannya. Orang yang ketiga inilah yang tidak ada manfaatnya sama sekali karena ia tidak mau menerima petunjuk Allah yang diturunkan melalui Nabi SAW.[4]
2.      Metode Diskusi
      Metode diskusi adalah suatu metode dimana terdapat suatu kelompok kecil yang membahas sesuatu untuk memperoleh suatu keputusan. Diskusi pada dasarnya ialah tukar menukar informasi, pendapat, dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas & lebih teliti tentang sesuatu, atau untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan bersama. OIeh karena itu, diskusi bukan debat. Dalam diskusi, tiap orang diharapkan memberikan sumbangan. Karena dengan sumbangan tiap orang, kelompok diharapkan akan maju dan satu pemikiran yang lain, langkah demi langkah sampai paham terakhir sebagai hasil karya bersama.[5]

عَنْ أنس بن مالك رضى الله عنه قال، قال رسو الله صلى الله عليه وسلم انصر اخاك ظالما أومظلوما،
قيل كيف أنصره ظالما ؟ قال تحجزه وترده عن الظلم فإنّ ذلك نصره (رواه البخارى)
           
Artinya :
            “Dan Anas bin Malik r.a berkata, Rasulullah SAW bersabda : Tolonglah saudaramu, baik Ia dalam keadaan aniaya atau dianiaya, lalu ada yang bertanya, “Bagaimana aku harus menolonngnya bila ia berbuat aniaya ? Rosul SAW menjawab : ”Engkau harus cegah dia dan Menyadarkan dia supaya jangan berbuat aniaya ,demikianlah cara menolongnya.”[6]
            (H.R. Bukhori)
            Penjelasan hadits :
      Dari hadits diatas, makna dan menolong orang yang berbuat aniaya adalah agar yang dianiaya itu selamat dan dosa yang diperbuat, yaitu dengan mencegahnya berbuat aniaya.  Dengan cara nahi munkar inilah ia dapat disetamatkan.[7]
3.      Metode Cerita
      Metode cerita adalah suatu metode dimana seorang pendidik (guru) memberikan suatu cerita /kisah kepada para audience sehinga pada akhiniya mereka dapat menyerap/ menangkap intisari dari cerita tersebut
عن ابي هريره رضي الله عنه ان رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : بينارجل يمشي فاشتد عليه العطش فنزل بثرا فشرب منهاثم خرج فاذا هو بكلب يلهث ياكل الثرامن العطش فقال لقد بلغ هذا مثل الذي بلغ بى فملاءخفه ثم امسكه بفيه ثم رقي الكلب فشكر الله له فغفر له قالوا يارسول الله وان لنا فى البها ئم اجرا ؟ قال : من كل كبد رطبت اجر .متفق عليه.             
Artinya :
            “Dari Aba Hurairah r.a, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : pada suatu hari ada seorang lelaki berjalan, di tengah perjalanan ia merasa kehausan yang sangat, ia menemukan sebuah sumur, lalu ia turun kedalam sumur dan meminum airnya. Setelah itu ia keluar dan sumur itu, tetapi ia melihat seekor anjing yang menjulur-julurkan lidahnya seraya memakan serangga tanah karena kehausan. Lelaki itu berkata kepada dirinya sendiri, “sesungguhnya anjing ini sedang kehausan yang seperti yang baru saja ku alami”. lelaki itu turun dan memenuhi khuff-nya dengan air. Khuff yang penuh dengan air itu digigitnya lalu Ia naik ke permukaan, lalu Ia memberi minum anjing tersebut Allah suka melihat perbuatan itu, lalu dia memberi ampunan kepadanya. Setelah itu ada seorang sahabat yang bertanya (sehubungan dengan kisah diatas), Nabi SAW menjawab “pada setiap makhluk yang memiliki hati basah terdapat pahala”.[8] (H.R. Muslim)
            Penjelasan hadits:
      Kisah yang disebutkan diatas dalam hadits ini menyangkut kisah yang terjadi dikalangan umat-umat terdahulu, yaitu Bani Israil. Kisahnya sama dengan kisah yang disebutkan oleh hadits sebelumnya, hanya dalam hadits ini yang menjadi perannya adalah seorang laki-laki sedangkan pada hadits terdahulu yang menjadi perannya ialah seorang perempuan tuna susila.
      4.   Metode Peragaan
      Metode Peragaan adalah suatu metode dimana seorang pendidik menunjukkan dengan menggunakan bahasa isyarat tubuh dihadapan para audience.
عَنْ سهل بن سعد عن النبى صلى الله عليه وسلم قال : انا وكافل اليتيم فى الجنة هكذا وأشار ب
بالتسـابة والوسطر (رواه البخارى)
            Artinya:
             “Dan Sahl bin Sa’ad dan Nabi SAW bersabda : saya dan penanggung anak yatim di surga seperti kedua jari ini, kemudian Rasulullah menunjukkan jari telunjuk dan jari tengah. ( H.R. Bukhori)
            Penjelasan hadits :
      Dalam hadits ini Rasulullah ingin menguatkan suatu hal yang penting, maka Nabi menggunakan kedua jarinya untuk menunjukkan pentingnya hal tersebut. Adapun Rasulullah mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengah mempunyai maksud bahwa antara jari telunjuk dan jari tengah itu sangat dekat dan tidak dapat dipisahkan. Jadi, Rasul menjamin orang-orang yang menanggung hidupnya anak yatim, kelak di surga akan dekat dengan Rasulullah.[9]
4.      Metode Tanya Jawab
      Metode Tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung/terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab, atau siswa bertanya guru menjawab. Dalam Komunikasi ini, terlihat adanya hubungan timbal balik secara Iangsung antara guru dengan siswa.
عَنْ أبى هريرة رضى الله عنه قال : جاء رجل إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال يا رسول لله من أحقّ بحسن صحابتى ؟ قال أمّك قال ثم من قال أمّك قال ثم من قال أمّك قال ثم من قال أبوك (متفق عليه)
            Artinya :
            Seorang laki-laki tadi bertanya kepada Rasul, wahai Rasulullah siapa yang berhak saya hormati,
            Nabi menjawab, ibumu, laki-laki bertanya Iagi, kemudian siapa?
            Nabi menjawab, ibumu, laki-laki bertanya lagi, kemudian siapa?
            Nabi menjawab, ibumu, laki-laki bertanya lagi, kemudian siapa?
            Nabi menjawab, ayahmu (متفق عليه)
D.    Simpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran terdapat beberapa metode yang dapat digunakan antara lain:
      a.   Metode Ceramah
      b.   Metode Diskusi
      c.   Metode Cerita
      d.   Metode Peragaan
      e.   Metode Tanya Jawab



E.     Penutup
    Demikianlah yang dapat kami sampaikan. Kami mohon maaf apabila terdapat kekurangan ataupun kesalahan dalam penulisan dan penjelasan dan kami. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.



Referensi

Abu Bakar Muhammad, Hadits Tarbawi III, Karya Abditama, Surabaya, 1997
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, Bandung, 1989
Sayyid Ahmad Al-Hasyimi, Syarah Mukhtaarul Alhaadiiiits, Sinar Baru Algesindo, Bandung, 2003
A. Yasin Asmuni, Metodologi Da’wah dan Maidzah Al-Qur’an dan Al-Hadits, Ponpes Hidayatut Thullab, Kediri, 2007



[1] Abu Bakar Muhammad. Hadits Tarbawi III, Karya Abditaina, Surabaya, 1997, halm.48.
[2] Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, Bandung, 1989, halm.76.
[3] Sayyid Ahmad AI-Hasyimi, Syarah Mukhtaarul Alhaadiits, Sinar Baru Algesindo, Bandung, 2003, halm.788-789.
[4] Loc. Cit.
[5] Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, Bandung, 1989, hal 79
[6] Sayyid Ahmad Al Hasyimi, Op Cit, hal 288 - 289
[7] Loc Cit,
[8] Sayyid Ahmad Al – hasyimi, OP Cit, hal 346 – 347
[9] A. Yasin Asmuni, Metodologi Da’wah dan Maidzah Al Qur’an dan Al Hadits, Ponpes Hidayatut Thullab, Kediri, 2007, hal 64 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar