PENGENALAN
Ilmu bahasa arab memiliki banyak cabang, diantaranya ialah ilmu yang mempelajari aturan perkataan dan penataan kata di dalam kalam arab, yang dikenal dengan istilah kaidah bahasa arab ( قواعد اللغة العربية ).
Kaidah bahasa arab ada dua macam:
Kaidah Nahwu ( قواعد النحو ), yaitu kaidah-kaidah yang diambil dari kalam arab untuk diketahui dengannya hukum lafazh akhir kalimat yang masuk ke dalam kalam.
Hukum lafazh akhir kalimat arab yang masuk ke dalam kalam ada dua:
• Hukum lafazh akhir kalimat yang dapat berubah sesuai dengan perubahan kedudukannya di dalam kalam, yang disebut dengan istilah I’rab ( إعراب ).
• Hukum lafazh akhir kalimat yang tetap pada satu keadaan apa pun kedudukannya di dalam kalam, yang disebut dengan istilah Bina ( بناء ).
Kaidah Sharf ( قواعد الصرف ), yaitu kaidah-kaidah yang diambil dari kalam arab untuk diketahui dengannya bentuk kalimat sebelum masuk ke dalam kalam.
FAIDAH
Ada dua faidah penting yang dapat diperoleh dengan mempelajari ilmu nahwu:
1. Menjaga lisan dari kesalahan dalam mengucapkan kalam arab.
2. Membantu memahami Al-Qur’an dan As-Sunnah.
POKOK BAHASAN
Ilmu nahwu memiliki tiga pokok bahasan:
Pertama: Kalam dan bagian-bagiannya.
Pada bahasan ini ada tiga pelajaran:
1. Definisi Kalam
2. Bagian-bagian kalam
3. Pengenalan kalimat di dalam kalam
Kedua: I’rab dan bina’.
Pada bahasan ini ada dua bab:
Bab pertama: i'rab
Ada empat pelajaran:
1. Definisi I'rab
2. Macam-macam i'rab
3. Tanda-tanda i'rab
4. Kalimat-kalimat mu'rab
Bab kedua: bina',
Ada tiga pelajaran:
1. Definisi Bina'
2. Macam-macam bina'
3. Kalimat-kalimat mabni
Ketiga: Kedudukan kalimat dalam kalam.
Pada bahasan ini ada dua bab:
Bab pertama: Kedudukan i’rab fi'il,
Ada tiga pelajaran:
1. Kedudukan i'rab fi'il madhi
2. Kedudukan i'rab fi'il amr
3. Kedudukan i'rab fi'il mudhari
Bab kedua: Kedudukan i’rab isim,
Ada tiga pelajaran:
1. Isim-isim marfu'
2. Isim-isim manshub
3. Isim-isim makhafudh
PEMBAHASAN
KALAM DAN BAGIAN-BAGIANNYA
DEFINISI KALAM
اَلْكَلَامُ : هو اَللَّفْظُ اَلْمُرَكَّبُ, اَلْمُفِيدُ بِالْوَضْعِ.
Berkata Penulis: Kalam ialah lafazh yang tersusun lagi berfaidah dengan maksud berbahasa arab.
Kalam memiliki empat persyaratan:
Pertama: Lafazh ( اللفظ ), yaitu ucapan yang terdiri dari sebagian huruf hijaiyyah.
Lafazh memiliki dua pengertian:
1. Lafazh ajam ( اللفظ الأعجمي ) yaitu lafazh yang tidak memiliki arti dalam bahasa arab.
Contoh: باجو دي طاقا = baju di toko (bahasa indonesia)
2. Lafazh arab ( اللفظ العربي ) yaitu lafazh yang memiliki arti dalam bahasa arab.
Disebut juga dengan istilah qaul ( قول ).
Contoh: زيد طالب = zaid seorang pelajar
Lafazh yang dimaksud dalam syarat kalam ialah lafazh arab ( قول ).
Kedua: Murakkab ( المركب ), yaitu tersusun dari dua kalimat atau lebih.
Dilihat dari susunannya, lafazh ada dua macam:
1. Lafazh mufrad ( المفرد ) yaitu satuan lafazh terkecil yang melambangkan arti tertentu. Disebut juga dengan istilah kalimat ( كلمة ).
Contoh: زيد = zaid, طالب = seorang pelajar
2. Lafazh murakkab ( المركب ) yaitu lafazh yang tersusun dari dua kalimat atau lebih.
Contoh: زيد طالب = zaid seorang pelajar
Lafazh yang dimaksud dalam syarat kalam ialah lafazh murakkab.
Murakkab didalam kalam memiliki dua pengertian:
1. Murakkab isnadi ( المركب الإسنادي ), yaitu murakkab yang terdiri dari dua bagian, musnad ( مسند ) dan musnad ilaih ( مسند إليه ).
Murakkab isnadi disebut pula dengan istilah jumlah ( جملة ).
Contoh: زيد طالب = zaid seorang pelajar
2. Murakkab ghairu isnadi ( المركب غير الإسنادي ), yaitu murakkab yang kedua bagiannya bukanlah musnad dan musnad ilaih.
Murakkab ghairu isnadi ada enam macam:
• Murakkab idhafi ( المركب الإضافي ): murakkab yang terdiri dari dua bagian, mudhaf ( مضاف ) dan mudhaf ilaih ( مضاف إليه ).
Contoh: طالب العلم = penuntut ilmu
• Murakkab washfi ( المركب الوصفي ): murakkab yang terdiri dari dua bagian, na’at ( نعت ) dan man’ut ( منعوت ).
Contoh: الخلق الحسن = akhlak yang baik
• Murakkab taukidi ( المركب التوكيدي ): murakkab yang terdiri dari dua bagian, mu’akkid ( مؤكد ) dan mu’akkad ( مؤكد ).
Contoh: جاء القوم كلهم = telah datang kaum itu seluruhnya
• Murakkab badali ( المركب البدلي ): murakkab yang terdiri dari dua bagian, badal ( بدل ) dan mubdal minhu ( مبدل منه ).
Contoh: أكلت الخبز نصفه = aku telah memakan roti itu separuhnya
• Murakkab athfi ( المركب العطفي ): murakkab yang terdiri dari dua bagian, ma’thuf ( معطوف ) dan ma’thuf alaih ( معطوف عليه ) dengan perantaraan huruf athaf ( حرف العطف ).
Contoh: جاء زيد و عمرو = telah datang zaid dan amr
• Murakkab mazji ( المركب المزجي ): murakkab yang terdiri dari dua kalimat yang disusun menjadi satu kalimat dengan arti yang berbeda dari arti asalnya.
Contoh: بيت لحم = betlehem
: شذر مذر = ke segala penjuru
Murakkab yang dimaksud dalam syarat kalam ialah murakkab isnadi.
Ketiga: Mufid ( المفيد ) yaitu berfaidah.
Faidah lafazh didalam kalam ada dua macam:
1. Faidah sempurna ( فائدة تامة ), yaitu faidah lafazh yang dapat difahami maksud pembicaraannya.
Faidah ini dijumpai pada jumlah mufidah ( جملة مفيدة ).
Contoh: ضرب زيد = zaid telah memukul
2. Faidah kurang sempurna ( فائدة ناقصة ), yaitu faidah lafazh yang belum dapat difahami maksud pembicaraannya.
Faidah ini dijumpai pada:
• Lafazh-lafazh mufrad ( كلمة ).
Contoh: ذهب = telah pergi, بيت = rumah
• Susunan lafazh ( مركب ) yang bukan jumlah.
Contoh: الولد الصالح = anak yang shalih
• Jumlah ghairu mufidah ( جملة غير مفيدة ).
Contoh: إذا جاء زيد = bila zaid telah datang
Mufid yang dimaksud dalam syarat kalam ialah mufid dengan faidah sempurna.
Keempat: Wadha ( الوضع ), memiliki dua pengertian:
1. Maksud ( القصد ), yaitu kesadaran pembicara akan ucapannya saat berbicara.
Adapun seseorang yang tidak sadar karena mabuk atau mengigau, maka ucapannya tidak dianggap sebagai kalam, karena dia tidak memaksudkan arti lafazh tersebut saat mengucapkannya.
2. Berbahasa arab ( الوضع العربي ), yaitu lafazh yang dipakai di dalam kalam ialah lafazh-lafazh arab yang tersusun menurut apa yang telah ditetapkan dalam bahasa arab.
BAGIAN-BAGIAN KALAM
وَأَقْسَامُهُ ثَلَاثَةٌ : اسم وَفِعْلٌ وَحَرْفٌ جَاءَ لِمَعْنًى.
Berkata Penulis: dan bagian-bagiannya ada tiga: isim, fi’il dan huruf yang mendatangkan arti.
Kalam terdiri dari rangkaian kalimat yang saling berhubungan.
Kalimat di dalam kalam ialah satuan lafazh terkecil yang melambangkan arti tertentu.
Contoh: جاء زيد من المسجد = zaid telah datang dari masjid
Kalimat itulah yang menjadi bagian-bagian yang dengannya terbentuk kalam.
Kalimat di dalam kalam ada tiga macam:
1. Isim ( اسم ) yaitu kalimat yang menunjukkan arti tersendiri yang tidak dikaitkan dengan waktu tertentu.
Isim dapat menunjukkan arti benda ( ذات ) atau yang dibendakan ( معنى مجرد ).
Contoh: رجل = lelaki, أسد = singa, زهرة = bunga, حائط = tembok, القاهرة = kairo, يوم = hari, نظيف = bersih, قيام = berdiri
2. Fi’il ( فعل ) yaitu kalimat yang menunjukkan arti tersendiri yang dikaitkan dengan waktu tertentu.
Fi’il menunjukkan arti sifat atau keadaan ( معنى ) dari benda ( ذات ) yang dikaitkan dengan waktu tertentu.
Contoh: حسن = telah baik, ذهب = telah pergi
3. Huruf ( حرف ) yaitu kalimat yang menunjukkan arti bersamaan dengan kalimat lain (tidak dapat berdiri sendiri).
Huruf menunjukkan arti penghubung antar kalimat.
Contoh: ذهب من البيت = (dia/lk) telah pergi dari rumah
PENGENALAN KALIMAT
MENGENAL ISIM
فَالِاسْمُ يُعْرَفُ بالخفض وَالتَّنْوِينِ, وَدُخُولِ اَلْأَلِفِ وَاللَّامِ, وَحُرُوفِ اَلْخَفْضِ, وَهِيَ مِنْ, وَإِلَى, وَعَنْ, وَعَلَى, وَفِي, وَرُبَّ, وَالْبَاءُ, وَالْكَافُ, وَاللَّامُ, وَحُرُوفُ اَلْقَسَمِ, وَهِيَ اَلْوَاوُ, وَالْبَاءُ, وَالتَّاءُ.
Berkata penulis: maka isim dikenali dengan khafdh, tanwin, masuknya alif dan lam dan masuknya huruf khafdh, yaitu: من , إلى , عن , على , في , رب , ب (ba), ك (kaf), ل (lam) dan huruf qosam, yaitu: و (wawu), ب (ba) dan ت (ta).
Lafazh isim dikenali dari dua sisi:
o Akhir pelafazhan, lafazh isim dapat diakhiri dengan:
Khafdh ( خفض ): yaitu macam i’rab yang khusus bagi isim yang ditandai dengan harakat kasrah pada huruf akhirnya.
Contoh: هل من سؤالٍ = adakah suatu pertanyaan?
Tanwin ( ٌ ٍ ً ): yaitu bunyi nun sukun yang ditambahkan pada akhir pengucapan kalimat isim yang ditandai dengan menggandakan harakat akhirnya.
Contoh: اشترى زيدٌ كتاباً من خالدٍ = zaid telah membeli kitab dari khalid
o Awal pelafazhan, lafazh isim dapat diawali dengan:
Alif dan lam ( ال ): yaitu huruf yang mema’rifatkan isim.
Contoh: الرجل = lelaki tersebut
Huruf khafdh ( حروف الخفض ): yaitu huruf yang membuat isim berada pada i’rab khafdh.
Contoh: من البيت = dari rumah
MENGENAL FI’IL
وَالْفِعْلُ يُعْرَفُ بِقَدْ, وَالسِّينِ وَسَوْفَ وَتَاءِ اَلتَّأْنِيثِ اَلسَّاكِنَةِ.
Berkata penulis: dan fi’il dikenali dengan قد , س dan سوف dan ta ta’nits sakinah.
Lafazh fi’il dikenali dari dua sisi:
o Awal pelafazhan, lafazh fi’il dapat diawali dengan:
Huruf قد : yaitu huruf yang menunjukkan arti sungguh atau sebentar lagi pada fi’il madhi dan menunjukkan arti jarang atau sering pada fi’il mudhari.
Contoh: قد جاء = sungguh telah datang, قد غرب = sebentar lagi tenggelam
: قد يرجع = dia jarang kembali, قد يصدق = dia sering jujur
Huruf س (sin) dan سوف : huruf س (sin) menunjukkan arti akan dan huruf سوف menunjukkan arti kelak pada fi’il mudhari.
Contoh: سأذهب = saya akan pergi, سوف يعلم = kelak dia mengetahui
o Akhir pelafazhan, lafazh fi’il dapat diakhiri dengan:
Huruf ta ta’nits sakinah: huruf yang menandakan musnad ilaih yang bersamanya adalah mu’annats.
Contoh: قالت = dia perempuan telah berkata
MENGENAL HURUF
وَالْحَرْفُ مَا لَا يَصْلُحُ مَعَهُ دَلِيلُ اَلِاسْمِ وَلَا دَلِيلُ اَلْفِعْلِ.
Berkata penulis: dan huruf ialah sesuatu (kalimat) yang tidak cocok bersamanya tanda isim dan tidak pula tanda fi’il.
Lafazh huruf dapat dikenali dengan tidak ada padanya tanda-tanda isim dan tidak pula tanda-tanda fi’il.
Berkata Ibnu Malik: ج (jim), ح (ha), خ (kha), maka tanda jim ialah titik dibawah dan tanda kha ialah titik diatas dan tanda ha ialah tidak adanya titik.
KEDUDUKAN KALIMAT
Kedudukan kalimat di dalam kalam ada tiga macam:
1. Umdah ( عمدة ) yaitu kedudukan kalimat (isim atau fi’il) sebagai pokok ( ركن ) yang kalam tidak lepas dari kalimat dengan kedudukan tersebut.
Umdah ada dua bagian:
• Musnad Ilaih yaitu kedudukan kalimat (isim) sebagai pangkal pembicaraan yang dihukumi musnad.
• Musnad yaitu kedudukan kalimat (isim atau fi’il) sebagai hukum bagi musnad ilaih.
Contoh: زيد تاجر = zaid seorang pedagang
2. Fadhlah ( فضلة ) yaitu kedudukan kalimat (isim) sebagai keterangan yang kalam dapat lepas dari kalimat dengan kedudukan tersebut.
Fadhlah ada dua bagian:
• Keterangan musnad ilaih:
contoh: جاء زيد راكبا = zaid telah datang berkendaraan
• Keterangan musnad:
contoh: أكل زيد الخبز = zaid telah makan roti
3. Adat ( أداة ) yaitu kedudukan kalimat (isim atau huruf) sebagai penghubung didalam kalam.
Adat ada tiga bagian:
• Penghubung antar dua bagian jumlah ( musnad dan musnad ilaih ).
Contoh: ما قام إلا زيد = tidak ada yang berdiri kecuali zaid
• Penghubung antara bagian jumlah (musnad atau musnad ilaih) dengan fadhlah.
Contoh: ذهب زيد إلى المسجد = zaid telah pergi ke masjid
• Penghubung antar jumlah.
Contoh: إن تجتهد تنجح = jika kamu mau bersungguh-sungguh kamu akan berhasil
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu nahwu sangat berperan penting dalam pembelajaran kitab. Terutama untuk mendalami suatu kitab. Kita harus faham betul bacaan-bacaan yang terkandung dalam kitab tersebut. Seperti pada pembahaan kali ini. Kita akan menerangkan tentang kalimat.
Sebagaimana yang kita ketahui, kalimat ada 2, yakni: mu'rob dan mabni. Kedua macam kalimat tersebut harus kita fahami betul sebelum kita melangkah ke bab-bab selanjutnya. Adapun kalimat merupakan bab dasar dari ilmu nahwu. Sehingga kita harus benar-benar mengerti definisi serta macam-macam kalimat tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Ada berapakah pembagian isim?
2. Ada berapakah pembagian fi'il serta hukumnya?
3. Ada berapakah pembagian I'rob beserta tanda-tandanya, baik asli maupun niyabi?
4. Bagaimana I'robnya asmaus sittah?
5. Apakah yang dimaksud dengan isim tasniyah dan jama' mudzakar salim?
6. Apa perbedaan antara isim tasniyah dan jama' mudzakar salim ketika tingkah nasab dan jer?
7. Berapakah pembagian isim mu'tal itu? Jelaskan dan beri contoh!
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembagian Isim
Isim dibagi menjadi dua yaitu mu'rob dan mabni.
Mu'rob adalah kalimat isim yang tidak serupa dengan kalimah huruf. Isim mu'rob dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Sohih adalah Kalimah isim yang tidak diakhiri dengan huruf ilat.
Contoh: اَرْضٌ
2. Mu'tal adalah isim yang diakhiri dengan huruf ilat.
Contoh: سُمَا
Mabni adalah kalimah isim yang serupa dengan kalimah huruf dengan keserupaan yang kuat.
B. Pembagian Fi'il
Fi'il dibagi menjadi 3 yaitu: Madhi, Mudlorek dan amar.
Hukum fi'il madhi dan amar adalah mabni, sedangkan hukum fi'il mudlorek adalah mu'rob, jika tidak bertemu dengan nun taukid mubasyaroh dan nun jama' inats.
Jika fi'il mudlorek bertemu dengan nun taukid mubasyaroh maka dia dihukumi mabni fatah. Contoh:
نون توكيد ثقيلة : نحو هل تضربنّ
نون توكيد خفيفية : نحو هل تضربنْ
Dan apabila tidak bertemu langsung dengan nun taukid mubasyaroh maka dia dihukumi mu'rob. Contoh: هل تضربُنَّ
Apabila fi'il mudlorek bertemu dengan nun jama' inas maka dihukumi mabni sukun. Contoh: يرعن, يضربنَ
C. Pembagian I'rob
I'rob dibagi menjadi empat:
1. Rofa' Tanda-tandanya adalah:
a. Dommah نحو: جاء زيدٌ
b. Wawu نحو: جاء المسلمون
c. Alif نحو: الزّيدان ِ
d. Nun نحو: يضربون
2. Nasab Tanda-tandanya adalah:
a. Fathah نحو: رأيت زيداً
b. Alif نحو: رايت اباك
c. Kasroh نحو: رأيت المسلمون
d. Ya' نحو: رأيت المسلمين
e. Hadfu nun نحو: لنْ يفعلاَ
3. Alif Tanda-tandanya adalah:
a. Kasroh نحو: مررت بزيد
b. Ya' نحو: مررت بالمسلمين
c. Fathah نحو: مررت بأحمد
4. Jazem Tanda-tandanya adalah:
a. sukun نحو: لم سضربْ
b. Hadfu. Hadfu dibagi menjadi 2, yakni
- Hadfu nun نحو: لم يضربو
- Hadfu harfi ilat نحو: لم بغزُ
D. I'rob Asmau Sitta
I'rob asmau sittah itu ada 3,yakni:
1. Itmam (di I'robi dengan huruf yaitu ketika tingkah rofa' dengan wawu. Nasab dengan alif, dan jer dengan ya')
Contoh: جاء ابوك, رايت اباك, مررت بابيك
2. Naqos (di I'robi dengan harokat)
Contoh: هذاهنُك, رايت هنَك, مررت الى هنِك
3. Qosor (di I'robi dengan alif dan setiap keadaan)
Contoh: جاء اباً, رايت اباً, مررت باباً
E. Pengertian Isim Tasniyah Dan Jama' Muanas Salim
Isim tasniyah adalah isim yang menunjukkan arti dua dan patut untuk disendirikan dengan dipisah oleh huruf atof. Contoh seperti جاء زيدان boleh diucapkan جاء زيد زيد
Dan ditandai dengan nun ketika tingkah rafa' dan ditandai dengan ya' dan nun ketika tingka nasab dan jer. Contoh: جاء زيدان, رايت الزيدَينِ, مررت بزيدَينِ
Jamak mudzakar salim adalah isim yang menunjukkan arti orang laki-laki banyak dengan tambahan wawu dan nun ketika tingkah rofa', ya' dan nun ketika tingkah nasab dan jer. Itu ketika tingkah rafa' dialamati dengan wawu, sedangkan ketika tingkah nasab dan jer dialamati dengan ya'.
Contoh: جاء الزيدون, زايت الزيدين, مررت بالزيدين
F. Perbedaan Isim Tasniyah dan Jama' Mudzakar Salim Ketika Tingkah Nasab dan Jer
Isim tasniyah ketika tingkah rafa' dan jer nunnya diharokati dengan kasroh. Contoh: رايت الزيدينِ, مررت بالزيدينِ
Jama' mudzakar Salim ketika tingkah nasab dan jer nunnya diharokati fathah. Contoh: رايت الزيدينَ, مررت بالزيدينِ
G. Pembagian Isim Mu'tal
Isim mu'tal dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Mu'tal alif (maqsur) adalah isim yang diakhiri dengan alif lazimah dengan huruf sebelumnya dikharokati fathah dan I'robnya ditandai dengan harakat muqoddaroh. Baik ketika tingkah rafa' nasab maupun jer.
Contoh: جاء الفتىَ, رايت الفتىَ, مررت بالفتىَ
2. Mu'tal ya' (manqus) adalah isim yang diakhiri dengan ya' lazimah yang huruf sebelumnya diharokati rofak dan jer tandanya di kira-kirakan dan ketika nasab ditandai dengan fathah dhohiroh. Contoh: جاء المرتقىِ, رايت المرتقِى, مررت بالمرتقىِ
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Al-Jazri, Humaidi, 1985, Terjemah Ibnu Malik, Langitan: TB. El-Faqih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar